Wednesday, August 11, 2010

"sebuah makna"

DESA PONCOKRESNO, 18 Juli 2010
PUKUL. 20.55

Sebuah makna tak kan pernah terpatri dalam pesan yang disia-siakan, tapi aku tak mengerti tentang kesia-siaan itu. Apakah ia bisa menjadi serpihan kertas yang kosong, Yang bisa ditulis apapun oleh siapa saja yang menghendakinya. Cinta itu diantara semu yang menderu. Saat ini bukan bongkahan amarah yang menghalanginya mencuat keluar. Namun, sudut hatiku tetap menahanku, menyiksa rasa yang tak tereja.
Lalu kenapa aku harus menangis tanpa suara yang menerangkan maksud hatiku? Semua tak mampu kujawab dalam rangkaian kata yang tertangkap. Hanya biasan dari sisi wajah polos ini. Ya,,,mungkin orang lain tak akan menganggukkan kepala kepadaku sebagai arti kesepakatan.Kesepakatan dalam bayang-bayang dimensi hidup. Bagaimanapun anggapan mereka tentang hidupku bukanlah menjadi urusanku. Bukan urusanku? Aku melihat wajahmu mengerutkan kening,,,,hmmm masih menatapku tajam dengan penuh harap .Ya izinkan aku mengajakmu membaca relung ini. Tak ada maksud apa-apa. Hanya mencari sebuah makna yang sering di sia-siakan setiap insan. Tidak, bukan siang atau malam yang melandaskan makna itu. Sesuatu yang menjadikan apapun lebih baik hanyalah sebagai perantara.