Monday, April 20, 2009

"combro" vs "Matador" in kartini's Day

Today...hari kartini....Biasanya sih pas jamanQ SMP dulu,,,setiap memperingati hari kartini pasti da lomba-lomba antar kelas, such as ; lomba pakaian daerah dan berjalan ala pragawati gitu, trus lomba dandan tanpa cermin hem,,pasti lucu ya,,ada juga lomba mengolah makanan dari bahan SINGKONG....Heboh deh preparationnya... Biasanya kalau yang disuruh memakai pakaian daerah tu dy yang punya postur agak tinggi,,y q gini masuk lah,,he..di sini ni q punya cerita,,,tepatnya 6 tahun yang lalu, waktu q masih kelas 1 SMP..ceritanya q ditunjuk jadi pragawati pakaian daerah nya gitu...wah,sebenarnya q gak maw..malu...tapi gimana dipaksa terus..nah temen-temenq udah siap mw dandanin aq,,pokoknya setiap jam istirahat pintu kelas ditutup n temen-temen yg cowok suruh keluar,Soalnya ni kan urusan cewe’,he,,,temen-temen ngajarin q cara berjalannya...n qt discuss jg mw buat “COMBRO” dirumahq.. Na’as, tau gk? sepekan sebelum hari-H,,,incident,,Kaki Q kena Jeruji Motor..Kebayang gk sih Jeruji Motor..ampe kena 7 jahitan,alhamdulillah g kna tumit q,,bisaaaa2 dipotong kakiq,,kata my Father nakut2inQ,,he,,gara-garanya q tidur waktu di bonceng ma2sq pulang dari tempat mbahq,,yah akhirnya g jadi deh mw jadi KARTINI JUNIOR,,..he...diejekin lagi ma temen-temen katanya “Wah Pragawatinya g bisa jalan, dikasih obat MATADOR ja yuk”ha...ha...riuh mereka ma keluargaqu sambil asyk buat COMBRO..Q,, jd cembetut diejekin trus,,he..waktu tu q msh tetep semngat koq meskipun 2 bulan lebih kakiku baru bisa pulih,,n g bisa masuk sekolah..yah Lucu juga mengenang masa-masa itu... Sekarang masih kayak gitu ngga Y di SMP Q?

Nah bicara tentang Kartini’s day Sebenarnya sih hari Kartini itu diperingati untuk mengenang semangat R.A Kartini dalam memperjuangkan yang namanya emansipasi perempuan..tapi kadang kita banyak yang melupakannya

Ini nih ada beberapa quote dari R.A Kartini yang mungkin bisa mengingatkan kita mengapa kita harus mengenang beliau....

“Bagi saja ada dua macam bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan budi.
Tidaklah yang lebih gila dan bodoh menurut pendapat saya dari pada melihat orang
yang membanggakan asal keturunannya.”
(Surat Karatini kepada Nona Zeehander,
18 Agustus 1899)

“Kami beriktiar supaya kami teguh sungguh, sehingga kami sanggup diri sendiri.
Menolong diri sendiri. Menolong diri sendiri itu kerap kali lebih suka dari pada
menolong orang lain. Dan siapa yang dapat menolong dirinya sendiri, akan dapat
menolong orang lain dengan lebih sempurna pula.”
(Surat Kartini kepada
Nyonya Abendadon, 12 Desember 1902)

Baca Juga yux profil tentang R.A Kartini..

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Sosroningrat, bupati Jepara. Beliau putri R.M. Sosroningrat dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Kala itu poligami adalah suatu hal yang biasa. Kartini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang renda